saya dapat cerita dari teman yang temannya sedang berbincang bincang dengan dirinya yang menjadi temannya.
temannya teman : "Jangan beli produk-produk Yahudi ya,"
teman saya : "Loh, emangnya kenapa ?"
temannya teman : "itu kan produk kafir, segala keuntungannya disumbangkan untuk menruntuhkan Islam di Palestina, kalo perlu kita boikot produk-produk mereka"
logikanya sepintas terasa benar tapi saya tidak sepakat dengan hal itu, teman saya mungkin telah menyatakan fakta kalau kita tidak bisa lepas dari produk "itu". kenyataanya banyak orasi soal pemboikotan produk seperti : McDonal, KFC, D'Donat dll yang berbau asing (menurut orang Sunda hehehe). selidik punya selidik ada numena yang saya temukan, fakta & realita franscise-franscise itu pemiliknya atau bahkan penjaganya bukan dari orang luar negeri melain orang kita sendiri, bila toko-toko itu ditutup bisa terbayang berapa orang yang bakal jadi pengangguran.
ditambah lagi dengan pemasok bahan baku pembuatan makan cepat saji itu : tepung, tomat, daging, sayur, minyak, sampai kompor gas pun diambil dari kearifan lokal kita sendiri, lagi-lagi bakal terbayang berapa petani & peternak yang bakal bangkrut atau merugi kalau toko itu ditutup. alasan pemboikotan itu tidak logis,
pepatah Jawa mengatakan : bila ingin sukses berjalanlah dua langkah dan jangan lupa melihat langkah kakimu
maksudnya kalau memang ingin melakukan gerakan boikot maka harus ada solusi bagi para masyarakat yang dirugikan. terus terang saya tidak setuju dengan pemikiran itu, terlebih menentang kalau ada aksi pemboikotan.
harus ada solusi yang lebih baik, langkah praktis yang bisa saya ajukan adalah mendidik masyarakat untuk berusaha berdagang melalui sistem franscise yang terntu saja berbasis lembaga Zakat dan Mesjid. membuat cabang franscise sebanyak mungkin diseluruh negeri ini dengan memanfaatkan kearifan lokal serta kebersamaan sahabat Muslim. memperkerjakan masyarakat sesuai dengan syariat Islam, membeli bahan sayur dan daging dari para petani dan peternak Muslim dengan harga lebih tinggi dari pasaran.
Cita-citaku sejak dulu, memberdayakan buruh petani dan peternak, membebaskan lahan untuk mereka tanami bukan untuk bangunan dan gedung.
0 komentar:
Posting Komentar